Met
siang guys..
Kali
ini gue akan mencoba membuat artikel yang puitis.. tapi tenaang… kekocakan gw
gak bakalan hilang kok, tapi untuk kali ini gw mau bernonstalgia ke masa gw SLTA
dulu. Masa dimana gw dapat dengan mudah bikin kata-kata puitis berkat guru
bahasa gue yang baik dan penyabar... hehe…
Cekidot!!!
Aku
dan fantasi
Telah
lama kubutakan mataku terhadap kejinya dunia nyata. Biarkan jiwa ini melayang
mengarungi sebuah dunia. Ya, dunia yang asing. Ragaku berada di dunia nyata. Tapi
jiwaku terus melayang mencari ketenangan. Hingga tiba suatu masa kutemukan
dunia fantasi. Dunia dimana aku dapat mencurahkan segala rasa, membuang segala
asa dan mensyukuri nikmat Yang Kuasa.
Mungkin
kau berfikir aku adalah pecandu, aku adalah pemabuk.
Bukan,
aku bukan orang seperti itu. Aku bukan budak dunia, aku bukan budak harta dan
aku bukan budak setan.
Aku
dan dunia fantasiku berbeda dengan pecandu dan pemabuk yang berfantasi karena
obat & minuman. Aku adalah diriku, sesosok manusia biasa yang penuh dengan
kekurangan. Fantasi adalah pola fikirku yang kubuat seperti OS yang memiliki
kemampuan multi-tasking. Aku dapat mendouble konsentrasi, aku dapat menghidden
masalah & aku dapat memback up solusi. Sehingga aku dan fantasi menjadi
suatu perpaduan yang sempurna yang menjadikan diriku selalu bahagia, seolah
tanpa masalah, sangat tenang & mampu berekspresi tidak sesuai dengan
perasaan.
Ya,
itulah muslihatku. Mulutku yang tersenyum dan tertawa bukan berarti aku
benar-benar bahagia, mataku yang menangis belum tentu hatiku sedih, ragaku yang
selalu hadir dengan kondisi fit belum tentu sehat, lidahku yang berkata “aku
tidak apa-apa” belum tentu aku tak punya masalah, ekspresiku yang biasa saja
bukan berarti aku tak suka, sifatku yang acuh bukan berarti aku tak sayang. Itu
semua kulakukan agar kalian tak perlu mengkhawatirkanku dan kalian tak perlu
mempedulikanku. Biarkan aku ada untukmu, kau tak perlu ada untukku. Ku tak
ingin diriku yang hina ini menjadi beban untukmu. Sungguh, sang Pencipta Maha
Tau.
sudah saatnya ku buka mata kembali ke dunia nyata.
Lelah rasanya ku arungi dunia fantasi yang kadang membuatku
tak dapat terlelap dikala malam mendekap, tak dapat tenang dikala pagi
menjelang, tak dapat bersemedi tenangkan hati dikala ku seorang diri. Fikirku terus
menggali tanpa henti untuk mendapatkan sebuah solusi.
Aku ingin merasakan semangkuk perhatian, segelas cinta yang
hangat dipadu dengan sesendok sayang yang manis. Agar aku terhindar dari
dinginnya dunia nyata.
Aku ingin tertawa lepas saat ku bahagia, ku ingin menangis
saat ku bersedih. Ku akan istirahat dikala ku sakit, aku ingin menunjukkan
ekspresi yang sebenarnya dan aku ingin menunjukkan kasih sayangku. Dan semua
itu tanpa memikirkan orang lain. Bukankah ini sifat normal seorang manusia? Egois
memang, sadar atau tidak mungkin kau sering melakukannya. Tapi sebaliknya, hal
itulah yang sangat jarang ku rasakan. Ku ingin merasakannya walau hanya sekali
dalam hidupku.
Mungkin ini saatnya aku kembali menjadi diriku, aku yg
sebenarnya. Bukan berarti hari-hari yang lalu aku bukan diriku. Tapi itu aku
dengan segerombolan fantasi yang bersenjatakan panah muslihat. Muslihat yang
kubuat untuk membalikkan ilusi menjadi kenyataan. Sebuah panggung sandiwara
yang dapat kuatur sesuka hati.
Bukan, itu hanya sebagian diriku, separuh jiwaku dan segelintir hasratku.
Jangan vonis aku begitu mudah. Karena
mungkin kau sedang berada dalam muslihatku. Aku dapat
membuat penjara untukmu, aku dapat membuatmu melayang di awan, bahkan aku dapat
membawamu ke surga. Karena akulah sutradaranya. Tapi itu hanyalah muslihat,
fatamorgana yg mematikan.
Inilah saatnya ku rombak semua itu. Aku
kembali, dengan semua kekurangan yang kumiliki. Meratapi diri yang penuh dengan
ketidaksempurnaan.
Aku tak akan meninggalkan dunia fantasi
yang membuatku dapat bertahan di dunia nyata. Tapi aku akan membumbuinya dengan
sari pati dunia nyata, dunia dimana ragaku menetap hingga akhir hayatku. Biarkan
fantasi dan nyataku menyatu dalam jiwaraga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar